Pages - Menu

Kamis, 28 November 2013

Asesmen Portofolio



ASESMEN  PORTOFOLIO

A.    PENGERTIAN DAN TUJUAN PORTOFOLIO
1.      Pengertian Portofolio
Istilah portofolio (portfolio) pertama kali digunakan oleh kalangan potografer dan artis.Secara umum, portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi atau perusahaan yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses. Dalam dunia usaha, portofolio banyak digunakan untuk menilai keefektifan suatu proses produksi dari jenis produk tertentu. Dalam duniakesehatan, portofolio dapat dilihat dari Kartu Menuju Sehat (KMS) yang digunakan untuk memantau perkembangan pertumbuhan bayi dari 0 tahun sampai usia tertentu.
Dalam dunia pendidikan, portofolio dapat digunakan guru untuk melihat perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari suatu kegiatan pembelajaran. Portofolio juga dapat dipandang sebagai suatu proses sosial pedagogis, yaitu sebagai collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik, baik yang berwujud pengetahuan (cognitive), keterampilan (psychomotor) maupun sikap dan nilai (affective). Artinya, portofolio bukan hanya berupa benda nyata, melainkan mencakup “segala pengalaman batiniah” yang terjadi pada diri peserta didik. Portofolio juga dapat digunakan oleh peserta didik untuk mengumpulkan semua dokumen dari ilmu pengetahuan yang telah dipelajari, baik di kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah. Dalam bidang bahasa, portofolio dapat merupakan suatu adjective yang sering disandingkan dengan konsep lain, seperti pembelajaran dan penilaian, karena itu timbul istilah portfolio-based instruction dan portfolio-based assessment.
Menurut para ahli, portofolio memiliki beberapa pengertian. Ada yang memandang sebagai sebagai benda/alat, dan ada pula yang memandang sebagai metode/teknik/cara. Portofolio sebagai suatu wujud benda fisik, atau kumpulan suatu hasil (bukti) dari suatu kegiatan, atau bundelan, yakni kumpulan dokumentasi atau hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan dalam suatu bundel. Misalnya, bundelan hasil kerja peserta didik mulai dari tes awal, tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, sampai pada tes akhir.
Portofolio merupakan kumpulan karya terpilih dari peserta didik, baik perseorangan maupun kelompok. Sedangkan penilaian portofolio berbeda dengan jenis penilaian yang lain. Penilaian portofolio adalah suatu pendekatan atau model penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan/tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh peserta didik, sehingga hasil pekerjaan tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh guru dalam periode tertentu. Jadi, penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai kinerja. Salah satu keunggulan penilaian portofolio adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih banyak terlibat, dan peserta didik sendiri dapat dengan mudah mengontrol sejauh mana perkembangan kemampuan yang diperolehnya. Jadi, peserta didik akan mampu melakukan penilaian diri (self-assessment).
Popham (1994) menjelaskan,”penilaian portofolio merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu.” Dalam sistem penilaian portofolio, guru membuat file atau data perkembangan untuk tiap-tiap peserta didik, berisi kumpulan sistematis atas hasil prestasi belajar mereka selama mengikuti proses pembelajaran. Selain dapat dipergunakan untuk memantau perkembangan peserta didik dan mendiagnosis kesulitan belajar mereka, penilaian portofolio juga sangat bermanfaat bagi guru untuk menilai kebutuhan (need), minat (interest), kemampuan akademik (abilities), dan karakteristik peserta didik secara perseorangan.
Jadi, portofolio merupakan kumpulan pekerjaan peserta didik yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih.
Secara etimologi, portofolio berasal dari dua kata, yaitu port (singkatan dari report) yang bearti laporan dan folio yang bearti penuh atau lengkap, jadi portofolio bearti laporan lengkap segala aktivitas seseorang yang dilakukan (Erman dalam Afif, 2010). Sedangkan Paulson (dalam Sugiyarti, 2000) mengemukakan bahwa portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang bermakna yang menunjukkan usaha–usaha, kemajuan dan pencapaian siswa pada satu bidang atau lebih. Dimana kumpulan tersebut harus memuat partisipasi siswa dalam memilih bahan, kriteria pemilihan, kriteria untuk menentukan nilai dan bukti–bukti dari refleksi diri siswa. Hal ini terlihat dalam penelitian Jantimala (2007) terlihat bahwa; (1). Pembelajaran dengan menggunakan portofolio dapat meningkatkan hasil belajar dengan pencapaian rata-rata gain kelas eksperimen adalah 68%, (2). Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan portofolio ditemui beberapa kendala dari siswa, guru dan orang tua siswa, namun juga diperoleh bahwa (3). Pada pelaksanan penelitian ini yaitu pembelajaran dengan menggunakan portofolio mendapat tanggapan positif dari siswa, guru dan orang tua siswa. Jadi berdasarkan beberapa pendapat ahli dan beberapa hasil penelitian tersebut dapat di indikasikan bahwa portofolio merupakan suatu komponen yang dapat dijadikan alaternatif dalam penilaian karena merupakan suatu koleksi hasil karya siswa yang menunjukkan usaha dan perkembangan kemajuan belajar siswa dan memberikan informasi yang lengkap dan obyektif sehingga dapat membuat siswa termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya.


2.      Tujuan portofolio
Pada hakikatnya tujuan penilaian portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Rapor merupakan bentuk laporan prestasi peserta didik dalam belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan lampiran dari rapor, dengan demikian rapor tetap harus dibuat. Sebenarnya, tujuan portofolio ditentukan oleh apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan menggunakan penilaian tersebut.
S.Surapranata dan M. Hatta (2004) mengemukakan penilaian portofolio dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu:
a. Menghargai perkembangan yang dialami peserta didik,
b. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung,
c. Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik,
d. Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi,
e. Meningkatkan efektifitas proses pengajaran,
f. Bertukar informasi dengan orang tua/wali peserta didik dan guru lain,
g. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada peserta didik
h. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri,
i. Membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan.
Adapun tujuan pemanfaatan portofolio saat ini sudah semakin luas, hal ini didasari oleh adanya prinsip kebermaknaan dan humanisme, Menurut Sujiono (2010:8) pengukuran hasil belajar melalui portofolio yang terkait dengan pengukuran hasil belajar melalui pengalaman harus dapat memenuhi kompetensi dan standar tertentu, dimana kompetensi menggambarkan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melaksanakan suatu tujuan, tetapi standar lebih ditekankan pada kualifikasi seseorang dalam pekerjaan tersebut yang terkait dengan unjuk perbuatan, dengan memperlihatkan suatu tingkat ketrampilan dan pemahaman peserta didik, mendukung tujuan pembelajaran serta dapat merefleksikan perubahan oleh peserta didik, guru dan orang tua.
a). Prinsip Asesmen Portofolio
Dalam asesmen portofolio, peserta didik memiliki peran penting dalam perencanaan awal sampai pelaksanaannya, oleh karena itu guru harus memiliki pemahaman dasar tentang portofolio sebelum menerapkan. Agar asesmen portofolio yang akan diterapkan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan maka guru dan peserta didik harus memahami prinsip dasar portofolio, dimana menurut Suraprana dan Hatta (2004:77-80) ada beberapa prinsip penilaian portofolio yang harus dilakukan agar tercapai pencapaian hasil belajar yang optimum, yaitu: saling percaya, kerahasiaan bersama, milik bersama, kepuasan dan kesesuaian, penciptaan budaya mengajar, refleksi bersama, serta proses dan hasil
b). Karakteristik Asesmen Portofolio Portofolio merupakan salah satu alat penilaian yang efisien dalam pembelajaran dan adanya keterbukaan antara peserta didik dan guru, hal ini terlihat dari proses awal pelaksanaan portofolio, dimana peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses penentuan dan pemilihan evidence yang akan dikumpulkan. Dengan adanya pengumpulan evidence memudahkan guru untuk melihat perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu, dan juga dapat membangun komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik dengan mendiskusikan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk menghasilkan karya yang lebih baik.
Menurut Barton dan Collin (1997 dalam Surapranata dan Hatta:82-90) ada beberapa karakteristik esensial dalam pengembangan portofolio, yaitu; 1 Multi Sumber, 2 Authentic, 3 Dinamis, 4 Eksplisit, 5 Integrasi, 6 Kepemilikan, 7 Beragam tujuan. Jadi, asesmen portofolio yang merupakan kumpulan hasil karya siswa haruslah disusun berdasarkan suatu standar tertentu dimana jenis tugas tersebut dikelompokkan menjadi beberapa bagian. Oleh karena itu, menurut Barton dan Collins(1997 dalam Surapranata dan Hatta 2004:25) ada 4 macam jenis evidence atau objek portofolio yang harus dikumpulkan siswa, yaitu; hasil karya peserta didik yaitu hasil kerja peserta didik yang dihasilkan dalam kelas, hasil kerja peserta didik.

B.      PERENCANAAN  PORTOFOLIO
Perencanaan yang diambil disini adalah isi portofolio. Salah satu aspek yang dimaksudkan dengan isi adalah prosedur asesmen. Ada dua jenis prosedur, yaitu:
1.      Teknik formal,
Teknik formal mencakup tes-tes formal yang terdapat di dalam setiap akhir satuan pembelajaran. Di dalam buku teks yang tersedia, biasanya terdapat tes-tes yang dimaksud. Bila telah berpengalaman dalam membuat tes standar, guru dapat membuat tes sendiri dalam bentuk tes pencapaian, profesiensi, dan diagnosis. Semua tes tersebut akan menghasilkan angka.
2.      Teknik informal,
Teknik informal biasanya bersifat subjektif. Dalam teknik informal ini, guru biasanya memberikan peringkat bagi hasil pekerjaan pembelajar. Guru-guru mencatat masalah-masalah yang dialami pembelajar dalam penyelesaian tugasnya dengan berpedoman pada indikator pembelajaran pada setiap KD sesuai dengan kelas masing-masing.

Pada akhirnya, untuk mendapat keseimbangan yang baik antara hasil penilaian formal dan hasil penilaian informal, guru harus melakukan penilaian secara seimbang pula sehingga frekuensi penilaian formal dan penilaian informal tidak terlalu berbeda. Disamping itu, perlu juga memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan tentang pengumpulan informasi secara komprehensif dengan kebutuhan praktis. Untuk itu, asesmen dilakukan dengan urutan tugas-tugas unit setiap minggu, tes setiap unit, tes setiap semester, disamping pencatatan terhadap kegiatan-kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.
Merencanakan verifikasi langkah-langkah asesmen, dimana yang perlu direncanakan adalah suatu sistem untuk mengetahui reliabilitas hasil penilaian. Ada 4 metode yang biasa dipakai yaitu: (1) reliabilitas pengulangan tes, (2) reliabilitas konsistensi antar item, (3) reliabilitas belah dua, dan (4) reliabilitas penilai.
Disamping itu, untuk validasi, ada lima macam teknik yang digunakan, yaitu : (1) validitas perwajahan, (2) validitas kesatuan, (3) validitas prediksi, dan (4) validitas isi.
Dalam praktiknya, kegiatan asesmen portofolio mencakup enam tahapan yang saling terkait, yaitu sebagai berikut:
·         Pertama, penetapan tujuan dan fokus portofolio yang mencakup pembentukan panitia dan penentuan fokus portofolio.
·         Kedua, perencanaan isi portofolio yang terdiri dari pengaturan langkah – langkah asesmen, penentuan isi portofolio, dan penentuan frekuensi asesmen.
·         Ketiga, perancangan analisis portofolio yang di dalamnya terdapat penetapan standar dan kriteria asesmen, penentuan langkah-langkah dalam mengintegrasikan informasi, dan penjadwalan tugas staf dalam penganalisisan.
·         Keempat, mempersiapkan pengajaran dan pembelajaran yang terdiri dari perencanaan pelaksanaan pengajaran, dan perencanaan pemberian umpan balik bagi pembelajar dan orang tua mereka.
·         Kelima, perencanaan verifikasi langkah-langkah asesmen yang mencakup pembentukan sistem pengecekan reliabilitas dan pembentukan sistem untuk memvalidasi keputusan yang diambil.
·         Keenam, pelaksanaan model asesmen.


C.    PELAKSANAAN PORTOFOLIO

Tahapan selanjutnya dalam penerapan asesmen portofolio dalam pembelajaran adalah tahap pelaksanaan atau implementasinya dalam proses pembelajaran. Pada tahapan ini guru dapat memulainya dengan mengkomunikasikan kepada siswa terkait akan digunakannya asesmen portofolio, hal ini dapat dilakukan dengan mengumumkan tujuan dan fokus pembelajaran, selanjutnya guru dapat membuat kesepakatan prosedur pelaksanaan asesmen portofolio dengan siswa dimulai dari menentukan jenis tugas yang harus dikumpulkan samapai dengan menentukan kriteria penilaian. Menurut Wulan (2010) ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan asesmen portofolio, yaitu; (1) Guru dan siswa secara rutin mendiskusikan proses pembelajaran yang menuntun siswa menghasilkan karyanya; (2) Guru mengumpulkan pekerjaan siswa untuk diperiksa dan diberi komentar, siswa dapat memperbaiki tugasnya bila masih memilki banyak kekurangan; (3) Tugas atau catatan tentang siswa diberi tanggal dan dimasukkan ke dalam folder secara kronologis sesuai urutan waktunya; (4) Guru memberikan umpan balik secara berkesinambungan terhadap siswa, sehingga siswa dapat senantiasa memperbaiki kelemahannya. Guru dapat memeriksa kembali pekerjaan siswa sesuai urutan waktu, melihat kemajuan belajarnya dan mengkaji taraf pencapaian kompetensi belajar siswa. Selanjutnya guru dapat memberi catatan tentang prestasi dan kemajuan belajar siswa, hasil catatan guru dilampirkan pada portofolio siswa; (5) Kegiatan diskusi antara guru dan siswa hendaknya diupayakan untuk memberikan penilaian, namun digunakan untuk memunculkan kekuatan karya siswa; dan (6) Seleksi terhadap karya yang dilakukan oleh siswa dengan bantuan guru. Dalam hal ini siswa dapat memilih seluruhnya, sebagian atau hanya karya terbaik saja yang dimasukkan dalam portofolio mereka.
Seperti yang diketahui dari penjelasan di atas bahwa pelaksanaan asesmen portofolio diperlukan kejujuran peserta didik dalam melaporkan rekaman belajarnya dan kejujuran guru dalam menilai kemampuan peserta didik sesuai dengan kriteria yang telah disepakati. Guru harus mampu menunjukkan urgensi laporan yang jujur dari peserta didik.

D.    PENGUMPULAN BUKTI PORTOFOLIO
Pengumpulan bukti portofolio ini sama saja dengan bahan-bahan penilaian portofolio. Pada prinsipnya, setiap tindakan belajar peserta didik harus diberikan penghargaan. Tujuannya adalah untuk memberikan penguatan dan semangat belajar. Penghargaan tersebut dapat berbentuk tulisan atau lisan. Semua penghargaan tersebut dapat dijadikan bahan penilaian portofolio. Bahan penilaian portofolio bisa juga diambil  dari hasil pekerjaan peserta didik, seperti Lembar Kerja Siswa, hasil rangkuman, gambar, klipping, hasil kerja kelompok, hasil tes, buku catatan dan hal-hal yang menyangkut pribadi peserta didik. Disamping itu, bahan penilaian portofolio dapat diperoleh dari alat-alat audio-visual, video atau disket.
Secara keseluruhan, bahan-bahan penilaian portofolio dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1.      Penghargaan yang diperoleh peserta didik, baik tertulis maupun lisan, seperti sertifikat hasil lomba atau catatan guru tentang penghargaan lisan yang pernah diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
2.      Hasil pekerjaan peserta didik, seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), klipping, gambar, hasil ulangan, hasil kerja kelompok, dan hasil rangkuman.
3.      Catatan/laporan dari orang tua peserta didik atau teman sekelas.
4.      Catatan pribadi peserta didik, seperti bukti kehadiran, hasil presentasi dari tugas-tugas yang selesai dikerjakan, catatan-catatan kejadian khusus (anecdotal records), dan daftar kehadiran.
5.      Bahan-bahan lain yang relevan, yaitu (a) bahan yang dapat memberikan informasi tentang perkembangan yang dialami peserta didik, dan (b) bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang kurikulum dan pembelajaran.
6.      Alat-alat audio visual, video atau disket.

Setelah semua bahan penilaian portofolio dikumpulkan, kemudian disusun dan disimpan dalam sebuah dokumen. Dalam rangka penataan sebuah dokumen, guru hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, setiap dokumen harus dibuat identitas peserta didik, seperti nama, nomor induk, kelas, dan nama sekolah.
Kedua, untuk mempermudah pengecekan isi dokumen, maka setiap dokumen harus dibuat daftar isi dokumen.
Ketiga, isi dokumen harus dimasukkan ke dalam satu map atau folder dan disusun secara sistematis sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
Keempat, isi dokumen hendaknya dikelompokkan sesuai dengan mata pelajaran  dan setiap mata pelajaran diberikan warna yang berbeda.
Kelima, setiap isi dokumen harus ada catatan atau komentar dari guru dan orang tua.
Keenam, isi dokumen hendaknya tidak ditentukan sepihak oleh guru, tetapi harus melibatkan peserta didik melalui proses diskusi. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak hanya dijadikan sebagai objek penilaian tetapi juga subjek penilaian.
Disamping itu, guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dokumentasi portofolio, antara lain kelengkapan dan ketepatan data, ketepatan waktu, tingkat keterbacaan, praktis, sistematis dan relevan.

E.     TAHAP PENILAIAN PORTOFOLIO
Tahapan penilaian portofolio akan memberikan pemahaman kepada guru bahwa penilaian portofolio tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi harus sistematis, bertahap dan rasional sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditetapkan. Banyak guru yang salah melaksanakan penilaian portofolio karena tidak memahami prosedur yang harus ditempuh. Akibatnya, peserta didik dapat dirugikan.
Menurut Anthoni J.Nitko (1996), ada enam tahap untuk menggunakan sebuah sistem portofolio (six step for crafting a portfolio system), yaitu “mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio, mengidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai, mengidentifikasi pengorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam praktik, evaluasi pelaksanaan portofolio, dan evaluasi portofolio secara umum”. Tahap pertama akan merupakan dasar bagi penentuan tahap selanjutnya. Oleh sebab itu, jawablah semua pertanyaan pada tahap pertama tersebut sebelum lanjut pada tahap berikutnya.
Dalam tulisan ini, tahap-tahap penilaian portofolio yang disarankan adalah sebagai berikut:
1.      Menentukan tujuan dan fokus portofolio.
Hal ini dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
·         Mengapa portofolio itu akan dilakukan?
·         Tujuan pembelajaran dan tujuan kurikulum (dalam hal ini kompetensi dasar) apa yang akan dicapai?
·         Alat penilaian yang bagaimana yang tepat untuk menilai tujuan tersebut?
·         Apakah portofolio akan difokuskan pada hasil pekerjaan yang baik, pertumbuhan dan kemajuan belajar, atau keduanya?
·         Apakah portofolio itu akan digunakan untuk formatif, sumatif, diagnostik atau semuanya?
·         Siapa yang akan dilibatkan dalam menentukan tujuan, fokus, dan pengaturan (organization) portofolio?

2.      Menentukan isi portofolio.
Setelah menentukan tujuan, langkah selanjutnya adalah menentukan isi portofolio. Dengan demikian, isi portofolio tentunya harus sesuai dengan tujuan portofolio. Isi portofolio harus menunjukkan kemampuan peserta didik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Untuk itu, semua kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas harus selalu diamati dan dinilai.

3.      Mengembangkan kriteria penilaian.
Kriteria penilaian harus dirumuskan dengan jelas, baik yang berhubungan dengan proses pembelajaran maupun hasil belajar yang diharapkan. Kriteria penilaian sangat bergantung pada kompetensi, cara menilai dan evidence yang dinilai.

4.      Menyusun format penilaian.
Sebagaimana isi dan kriteria penilaian, maka format penilaian pun harus mengacu pada tujuan. Format penilaian banyak modelnya. Salah satunya bisa menggunakan model skala dengan tiga kriteria, seperti: baik, cukup, dan kurang. Contoh:
Format Penilaian Portofolio Proses

Kompetensi dasar:
Mengoperasikan komputer berbasis windows 2007
Nama: Angga Zalindra Nugraha
Tanggal: 20 November 2008

Indikator
PENILAIAN

Baik
Cukup
Kurang
1.      Melakukan pengetikan dengan windows 2007.



2.      Melakukan layout naskah dengan Word 2007



3.      Mencetak naskah yang telah dibuat.



4.      Membuat tabel dan gambar.



5.      Memasukkan gambar ke dalam file.



Dicapai melalui:
Komentar guru:
-          Bantuan guru

-          Seluruh kelas

-          perorangan

Komentar orang tua:






5.      Mengidentifikasi pengorganisasian portofolio.
Siapa yang akan terlibat dalam portofolio tersebut?

6.      Menggunakan portofolio dalam praktik.

7.      Menilai pelaksanaan portofolio.

8.      Menilai portofolio secara umum.
Dalam melaksanakan asesmen portofolio sudah seharusnya guru merancang suatu skala penilaian atau disebut sebagai rubrik. Menurut Arends (2008) mengemukakan bahwa merancang scoring rubric yang baik merupakan salah satu aspek penting dalam performance assesment, scoring rubric adalah deskripsi terperinci tentang tipe kinerja tertentu dan mengeksplisitkan kriteria yang akan digunakan untuk menilai kinerja, secara umum scoring rubric terdiri dari dua tipe yaitu holistic rubric dan analytic rubric. Ketika guru akan  menerapkan portofolio, maka dibutuhkan kreativitas guru dalam merancang rubrik, karena rubrik merupakan komponen penting bagi guru dalam menilai hasil karya portofolio yang siswa kumpulkan, adanya rubrik juga sangat penting dalam menilai kemampuan dan kualitas siswa dalam mengerjakan tugas – tugas portofolio yang telah disepakati sebelumnya.




REFERENSI

Arifin ,Zaenal.2012.Evaluasi Pembelajaran Prinsip-Teknik-Prosedur.PT.Remaja Rosdakarya: Bandung.
Muslich,Masnur.2011.Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi.Refika Aditama: Bandung.
Mulyadi.2010.Evaluasi Pendidikan: Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di Sekolah.Malang:UIN-MALIKI Press.
Sarah Fazilla.Jurnal Penerapan Asesmen Portofolio dalam Penilaian Hasil Belajar Sains SD.Universitas Pendidikan Indonesia
Ana Ratna Wulan. Penilaian Kinerja dan Portofolio dalam Pembelajaran Biologi FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.



1 komentar:

  1. How to make money off of working from home with a
    How to make money หาเงินออนไลน์ from working from home with a bookie. If you love to place bets with friends you can bet on things you'd like to do.

    BalasHapus