ASESMEN PORTOFOLIO
A. PENGERTIAN
DAN TUJUAN PORTOFOLIO
1.
Pengertian
Portofolio
Istilah
portofolio (portfolio) pertama kali
digunakan oleh kalangan potografer dan artis.Secara umum, portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek
penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi atau
perusahaan yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan menilai perkembangan
suatu proses. Dalam dunia usaha,
portofolio banyak digunakan untuk menilai keefektifan suatu proses produksi
dari jenis produk tertentu. Dalam duniakesehatan,
portofolio dapat dilihat dari Kartu Menuju Sehat (KMS) yang digunakan untuk
memantau perkembangan pertumbuhan bayi dari 0 tahun sampai usia tertentu.
Dalam
dunia pendidikan, portofolio dapat
digunakan guru untuk melihat perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu
berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari suatu kegiatan
pembelajaran. Portofolio juga dapat dipandang sebagai suatu proses sosial pedagogis, yaitu sebagai
collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik,
baik yang berwujud pengetahuan (cognitive), keterampilan (psychomotor) maupun
sikap dan nilai (affective). Artinya, portofolio bukan hanya berupa benda
nyata, melainkan mencakup “segala pengalaman batiniah” yang terjadi pada diri
peserta didik. Portofolio juga dapat digunakan oleh peserta didik untuk mengumpulkan semua dokumen dari ilmu
pengetahuan yang telah dipelajari, baik di kelas, di halaman sekolah atau di
luar sekolah. Dalam bidang bahasa,
portofolio dapat merupakan suatu adjective yang sering disandingkan dengan
konsep lain, seperti pembelajaran dan penilaian, karena itu timbul istilah portfolio-based instruction dan portfolio-based assessment.
Menurut
para ahli, portofolio memiliki beberapa pengertian. Ada yang memandang sebagai
sebagai benda/alat, dan ada pula yang memandang sebagai metode/teknik/cara.
Portofolio sebagai suatu wujud benda fisik, atau kumpulan suatu hasil (bukti)
dari suatu kegiatan, atau bundelan, yakni kumpulan dokumentasi atau hasil
pekerjaan peserta didik yang disimpan dalam suatu bundel. Misalnya, bundelan
hasil kerja peserta didik mulai dari tes awal, tugas-tugas, catatan anekdot,
piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, sampai pada tes
akhir.
Portofolio
merupakan kumpulan karya terpilih dari peserta didik, baik perseorangan maupun
kelompok. Sedangkan penilaian portofolio berbeda dengan jenis penilaian yang
lain. Penilaian portofolio adalah suatu pendekatan atau model penilaian yang
bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi
suatu pekerjaan/tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan-bahan
yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh peserta didik,
sehingga hasil pekerjaan tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh guru dalam
periode tertentu. Jadi, penilaian
portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja peserta didik
atau digunakan untuk menilai kinerja. Salah satu keunggulan penilaian portofolio adalah memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk lebih banyak terlibat, dan peserta didik sendiri dapat
dengan mudah mengontrol sejauh mana perkembangan kemampuan yang diperolehnya.
Jadi, peserta didik akan mampu melakukan penilaian diri (self-assessment).
Popham
(1994) menjelaskan,”penilaian portofolio merupakan penilaian secara
berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara
sistematik atas hasil pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu.”
Dalam sistem penilaian portofolio, guru membuat file atau data perkembangan
untuk tiap-tiap peserta didik, berisi kumpulan sistematis atas hasil prestasi
belajar mereka selama mengikuti proses pembelajaran. Selain dapat dipergunakan
untuk memantau perkembangan peserta didik dan mendiagnosis kesulitan belajar
mereka, penilaian portofolio juga sangat bermanfaat bagi guru untuk menilai
kebutuhan (need), minat (interest), kemampuan akademik (abilities), dan
karakteristik peserta didik secara perseorangan.
Jadi,
portofolio merupakan kumpulan
pekerjaan peserta didik yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan
mereka dalam satu bidang atau lebih.
Secara
etimologi, portofolio berasal dari dua kata, yaitu port (singkatan dari report)
yang bearti laporan dan folio yang bearti penuh atau lengkap, jadi portofolio
bearti laporan lengkap segala aktivitas seseorang yang dilakukan (Erman dalam
Afif, 2010). Sedangkan Paulson (dalam Sugiyarti, 2000) mengemukakan bahwa
portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang bermakna yang menunjukkan
usaha–usaha, kemajuan dan pencapaian siswa pada satu bidang atau lebih. Dimana
kumpulan tersebut harus memuat partisipasi siswa dalam memilih bahan, kriteria
pemilihan, kriteria untuk menentukan nilai dan bukti–bukti dari refleksi diri
siswa. Hal ini terlihat dalam penelitian Jantimala (2007) terlihat bahwa; (1).
Pembelajaran dengan menggunakan portofolio dapat meningkatkan hasil belajar
dengan pencapaian rata-rata gain kelas eksperimen adalah 68%, (2). Pada
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan portofolio ditemui beberapa kendala
dari siswa, guru dan orang tua siswa, namun juga diperoleh bahwa (3). Pada
pelaksanan penelitian ini yaitu pembelajaran dengan menggunakan portofolio
mendapat tanggapan positif dari siswa, guru dan orang tua siswa. Jadi
berdasarkan beberapa pendapat ahli dan beberapa hasil penelitian tersebut dapat
di indikasikan bahwa portofolio merupakan suatu komponen yang dapat dijadikan
alaternatif dalam penilaian karena merupakan suatu koleksi hasil karya siswa
yang menunjukkan usaha dan perkembangan kemajuan belajar siswa dan memberikan
informasi yang lengkap dan obyektif sehingga dapat membuat siswa termotivasi
untuk meningkatkan hasil belajarnya.
2.
Tujuan
portofolio
Pada
hakikatnya tujuan penilaian portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada
orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan
data dan dokumen yang akurat. Rapor merupakan bentuk laporan prestasi peserta
didik dalam belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan lampiran
dari rapor, dengan demikian rapor tetap harus dibuat. Sebenarnya, tujuan
portofolio ditentukan oleh apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan
menggunakan penilaian tersebut.
S.Surapranata
dan M. Hatta (2004) mengemukakan penilaian portofolio dapat digunakan untuk
mencapai beberapa tujuan, yaitu:
a.
Menghargai perkembangan yang dialami peserta didik,
b. Mendokumentasikan
proses pembelajaran yang berlangsung,
c.
Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik,
d.
Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi,
e.
Meningkatkan efektifitas proses pengajaran,
f.
Bertukar informasi dengan orang tua/wali peserta didik dan guru lain,
g.
Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada peserta didik
h.
Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri,
i. Membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan.
Adapun
tujuan pemanfaatan portofolio saat ini sudah semakin luas, hal ini didasari
oleh adanya prinsip kebermaknaan dan humanisme, Menurut Sujiono (2010:8)
pengukuran hasil belajar melalui portofolio yang terkait dengan pengukuran
hasil belajar melalui pengalaman harus dapat memenuhi kompetensi dan standar
tertentu, dimana kompetensi menggambarkan sejumlah kemampuan yang harus
dimiliki seseorang untuk melaksanakan suatu tujuan, tetapi standar lebih
ditekankan pada kualifikasi seseorang dalam pekerjaan tersebut yang terkait
dengan unjuk perbuatan, dengan memperlihatkan suatu tingkat ketrampilan dan
pemahaman peserta didik, mendukung tujuan pembelajaran serta dapat
merefleksikan perubahan oleh peserta didik, guru dan orang tua.
a).
Prinsip Asesmen Portofolio
Dalam asesmen
portofolio, peserta didik memiliki peran penting dalam perencanaan awal
sampai pelaksanaannya, oleh karena itu guru harus memiliki pemahaman dasar
tentang portofolio sebelum menerapkan. Agar asesmen portofolio yang akan
diterapkan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan maka guru dan peserta
didik harus memahami prinsip dasar portofolio, dimana menurut Suraprana dan
Hatta (2004:77-80) ada beberapa prinsip penilaian portofolio yang harus
dilakukan agar tercapai pencapaian hasil belajar yang optimum, yaitu: saling
percaya, kerahasiaan bersama, milik bersama, kepuasan dan kesesuaian,
penciptaan budaya mengajar, refleksi bersama, serta proses dan hasil
b).
Karakteristik Asesmen Portofolio Portofolio merupakan salah satu alat penilaian
yang efisien dalam pembelajaran dan adanya keterbukaan antara peserta didik dan
guru, hal ini terlihat dari proses awal pelaksanaan portofolio, dimana peserta
didik dilibatkan secara aktif dalam proses penentuan dan pemilihan evidence
yang akan dikumpulkan. Dengan adanya pengumpulan evidence memudahkan guru untuk
melihat perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu, dan juga dapat
membangun komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik dengan
mendiskusikan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sehingga dapat memotivasi
peserta didik untuk menghasilkan karya yang lebih baik.
Menurut Barton dan Collin (1997 dalam Surapranata dan Hatta:82-90)
ada beberapa karakteristik esensial dalam pengembangan portofolio, yaitu; 1
Multi Sumber, 2 Authentic, 3 Dinamis, 4 Eksplisit, 5 Integrasi, 6 Kepemilikan,
7 Beragam tujuan. Jadi, asesmen portofolio yang merupakan kumpulan hasil karya
siswa haruslah disusun berdasarkan suatu standar tertentu dimana jenis tugas
tersebut dikelompokkan menjadi beberapa bagian. Oleh karena itu, menurut Barton
dan Collins(1997 dalam Surapranata dan Hatta 2004:25) ada 4 macam jenis
evidence atau objek portofolio yang harus dikumpulkan siswa, yaitu; hasil karya
peserta didik yaitu hasil kerja peserta didik yang dihasilkan dalam kelas,
hasil kerja peserta didik.
B. PERENCANAAN
PORTOFOLIO
Perencanaan
yang diambil disini adalah isi portofolio. Salah satu aspek yang dimaksudkan
dengan isi adalah prosedur asesmen. Ada dua jenis prosedur, yaitu:
1.
Teknik
formal,
Teknik
formal mencakup tes-tes formal yang terdapat di dalam setiap akhir satuan
pembelajaran. Di dalam buku teks yang tersedia, biasanya terdapat tes-tes yang
dimaksud. Bila telah berpengalaman dalam membuat tes standar, guru dapat
membuat tes sendiri dalam bentuk tes pencapaian, profesiensi, dan diagnosis.
Semua tes tersebut akan menghasilkan angka.
2.
Teknik
informal,
Teknik
informal biasanya bersifat subjektif. Dalam teknik informal ini, guru biasanya
memberikan peringkat bagi hasil pekerjaan pembelajar. Guru-guru mencatat
masalah-masalah yang dialami pembelajar dalam penyelesaian tugasnya dengan
berpedoman pada indikator pembelajaran pada setiap KD sesuai dengan kelas
masing-masing.
Pada
akhirnya, untuk mendapat keseimbangan yang baik antara hasil penilaian formal
dan hasil penilaian informal, guru harus melakukan penilaian secara seimbang
pula sehingga frekuensi penilaian formal dan penilaian informal tidak terlalu
berbeda. Disamping itu, perlu juga memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan
tentang pengumpulan informasi secara komprehensif dengan kebutuhan praktis.
Untuk itu, asesmen dilakukan dengan urutan tugas-tugas unit setiap minggu, tes
setiap unit, tes setiap semester, disamping pencatatan terhadap
kegiatan-kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.
Merencanakan
verifikasi langkah-langkah asesmen, dimana yang perlu direncanakan adalah suatu
sistem untuk mengetahui reliabilitas hasil penilaian. Ada 4 metode yang biasa
dipakai yaitu: (1) reliabilitas pengulangan tes, (2) reliabilitas konsistensi
antar item, (3) reliabilitas belah dua, dan (4) reliabilitas penilai.
Disamping
itu, untuk validasi, ada lima macam teknik yang digunakan, yaitu : (1)
validitas perwajahan, (2) validitas kesatuan, (3) validitas prediksi, dan (4)
validitas isi.
Dalam praktiknya, kegiatan asesmen portofolio mencakup enam tahapan
yang saling terkait, yaitu sebagai berikut:
·
Pertama,
penetapan tujuan dan fokus portofolio yang mencakup pembentukan panitia dan
penentuan fokus portofolio.
·
Kedua, perencanaan isi
portofolio yang terdiri dari pengaturan langkah – langkah asesmen, penentuan
isi portofolio, dan penentuan frekuensi asesmen.
·
Ketiga, perancangan
analisis portofolio yang di dalamnya terdapat penetapan standar dan kriteria
asesmen, penentuan langkah-langkah dalam mengintegrasikan informasi, dan
penjadwalan tugas staf dalam penganalisisan.
·
Keempat, mempersiapkan
pengajaran dan pembelajaran yang terdiri dari perencanaan pelaksanaan
pengajaran, dan perencanaan pemberian umpan balik bagi pembelajar dan orang tua
mereka.
·
Kelima, perencanaan
verifikasi langkah-langkah asesmen yang mencakup pembentukan sistem pengecekan
reliabilitas dan pembentukan sistem untuk memvalidasi keputusan yang diambil.
·
Keenam, pelaksanaan
model asesmen.
C. PELAKSANAAN
PORTOFOLIO
Tahapan
selanjutnya dalam penerapan asesmen portofolio dalam pembelajaran adalah tahap
pelaksanaan atau implementasinya dalam proses pembelajaran. Pada tahapan ini
guru dapat memulainya dengan mengkomunikasikan kepada siswa terkait akan
digunakannya asesmen portofolio, hal ini dapat dilakukan dengan mengumumkan tujuan
dan fokus pembelajaran, selanjutnya guru dapat membuat kesepakatan prosedur
pelaksanaan asesmen portofolio dengan siswa dimulai dari menentukan jenis tugas
yang harus dikumpulkan samapai dengan menentukan kriteria penilaian. Menurut
Wulan (2010) ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan
asesmen portofolio, yaitu; (1) Guru dan siswa secara rutin mendiskusikan proses
pembelajaran yang menuntun siswa menghasilkan karyanya; (2) Guru mengumpulkan
pekerjaan siswa untuk diperiksa dan diberi komentar, siswa dapat memperbaiki
tugasnya bila masih memilki banyak kekurangan; (3) Tugas atau catatan tentang
siswa diberi tanggal dan dimasukkan ke dalam folder secara kronologis sesuai
urutan waktunya; (4) Guru memberikan umpan balik secara berkesinambungan
terhadap siswa, sehingga siswa dapat senantiasa memperbaiki kelemahannya. Guru
dapat memeriksa kembali pekerjaan siswa sesuai urutan waktu, melihat kemajuan
belajarnya dan mengkaji taraf pencapaian kompetensi belajar siswa. Selanjutnya
guru dapat memberi catatan tentang prestasi dan kemajuan belajar siswa, hasil
catatan guru dilampirkan pada portofolio siswa; (5) Kegiatan diskusi antara
guru dan siswa hendaknya diupayakan untuk memberikan penilaian, namun digunakan
untuk memunculkan kekuatan karya siswa; dan (6) Seleksi terhadap karya yang
dilakukan oleh siswa dengan bantuan guru. Dalam hal ini siswa dapat memilih
seluruhnya, sebagian atau hanya karya terbaik saja yang dimasukkan dalam
portofolio mereka.
Seperti
yang diketahui dari penjelasan di atas bahwa pelaksanaan asesmen portofolio
diperlukan kejujuran peserta didik dalam melaporkan rekaman belajarnya dan
kejujuran guru dalam menilai kemampuan peserta didik sesuai dengan kriteria
yang telah disepakati. Guru harus mampu menunjukkan urgensi laporan yang jujur
dari peserta didik.
D. PENGUMPULAN
BUKTI PORTOFOLIO
Pengumpulan bukti portofolio ini sama saja dengan bahan-bahan
penilaian portofolio. Pada prinsipnya, setiap tindakan belajar peserta didik
harus diberikan penghargaan. Tujuannya adalah untuk memberikan penguatan dan
semangat belajar. Penghargaan tersebut dapat berbentuk tulisan atau lisan.
Semua penghargaan tersebut dapat dijadikan bahan penilaian portofolio. Bahan
penilaian portofolio bisa juga diambil
dari hasil pekerjaan peserta didik, seperti Lembar Kerja Siswa, hasil
rangkuman, gambar, klipping, hasil kerja kelompok, hasil tes, buku catatan dan
hal-hal yang menyangkut pribadi peserta didik. Disamping itu, bahan penilaian
portofolio dapat diperoleh dari alat-alat audio-visual, video atau disket.
Secara keseluruhan, bahan-bahan penilaian portofolio dapat
dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1.
Penghargaan
yang diperoleh peserta didik, baik tertulis maupun lisan, seperti sertifikat
hasil lomba atau catatan guru tentang penghargaan lisan yang pernah diberikan
kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
2.
Hasil
pekerjaan peserta didik, seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), klipping, gambar,
hasil ulangan, hasil kerja kelompok, dan hasil rangkuman.
3.
Catatan/laporan
dari orang tua peserta didik atau teman sekelas.
4.
Catatan
pribadi peserta didik, seperti bukti kehadiran, hasil presentasi dari
tugas-tugas yang selesai dikerjakan, catatan-catatan kejadian khusus (anecdotal records), dan daftar
kehadiran.
5.
Bahan-bahan
lain yang relevan, yaitu (a) bahan yang dapat memberikan informasi tentang
perkembangan yang dialami peserta didik, dan (b) bahan yang dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang kurikulum dan
pembelajaran.
6.
Alat-alat
audio visual, video atau disket.
Setelah
semua bahan penilaian portofolio dikumpulkan, kemudian disusun dan disimpan
dalam sebuah dokumen. Dalam rangka penataan sebuah dokumen, guru hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, setiap
dokumen harus dibuat identitas peserta didik, seperti nama, nomor induk, kelas,
dan nama sekolah.
Kedua, untuk
mempermudah pengecekan isi dokumen, maka setiap dokumen harus dibuat daftar isi
dokumen.
Ketiga, isi
dokumen harus dimasukkan ke dalam satu map atau folder dan disusun secara
sistematis sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
Keempat, isi
dokumen hendaknya dikelompokkan sesuai dengan mata pelajaran dan setiap mata pelajaran diberikan warna
yang berbeda.
Kelima, setiap
isi dokumen harus ada catatan atau komentar dari guru dan orang tua.
Keenam, isi
dokumen hendaknya tidak ditentukan sepihak oleh guru, tetapi harus melibatkan
peserta didik melalui proses diskusi. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
tidak hanya dijadikan sebagai objek penilaian tetapi juga subjek penilaian.
Disamping itu, guru hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip dokumentasi portofolio, antara lain kelengkapan
dan ketepatan data, ketepatan waktu, tingkat keterbacaan, praktis, sistematis
dan relevan.
E. TAHAP
PENILAIAN PORTOFOLIO
Tahapan penilaian portofolio akan memberikan pemahaman kepada guru
bahwa penilaian portofolio tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi
harus sistematis, bertahap dan rasional sesuai dengan tahap-tahap yang telah
ditetapkan. Banyak guru yang salah melaksanakan penilaian portofolio karena
tidak memahami prosedur yang harus ditempuh. Akibatnya, peserta didik dapat
dirugikan.
Menurut Anthoni J.Nitko (1996), ada enam tahap untuk menggunakan
sebuah sistem portofolio (six step for
crafting a portfolio system), yaitu “mengidentifikasi tujuan dan fokus
portofolio, mengidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai,
mengidentifikasi pengorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam
praktik, evaluasi pelaksanaan portofolio, dan evaluasi portofolio secara umum”.
Tahap pertama akan merupakan dasar bagi penentuan tahap selanjutnya. Oleh sebab
itu, jawablah semua pertanyaan pada tahap pertama tersebut sebelum lanjut pada
tahap berikutnya.
Dalam tulisan ini, tahap-tahap penilaian portofolio yang disarankan
adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan
tujuan dan fokus portofolio.
Hal ini dapat
dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
·
Mengapa
portofolio itu akan dilakukan?
·
Tujuan
pembelajaran dan tujuan kurikulum (dalam hal ini kompetensi dasar) apa yang
akan dicapai?
·
Alat
penilaian yang bagaimana yang tepat untuk menilai tujuan tersebut?
·
Apakah
portofolio akan difokuskan pada hasil pekerjaan yang baik, pertumbuhan dan
kemajuan belajar, atau keduanya?
·
Apakah
portofolio itu akan digunakan untuk formatif, sumatif, diagnostik atau
semuanya?
·
Siapa
yang akan dilibatkan dalam menentukan tujuan, fokus, dan pengaturan (organization) portofolio?
2.
Menentukan
isi portofolio.
Setelah
menentukan tujuan, langkah selanjutnya adalah menentukan isi portofolio. Dengan
demikian, isi portofolio tentunya harus sesuai dengan tujuan portofolio. Isi
portofolio harus menunjukkan kemampuan peserta didik sesuai dengan kompetensi
yang diharapkan. Untuk itu, semua kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun
di luar kelas harus selalu diamati dan dinilai.
3.
Mengembangkan
kriteria penilaian.
Kriteria
penilaian harus dirumuskan dengan jelas, baik yang berhubungan dengan proses
pembelajaran maupun hasil belajar yang diharapkan. Kriteria penilaian sangat
bergantung pada kompetensi, cara menilai dan evidence yang dinilai.
4.
Menyusun
format penilaian.
Sebagaimana isi
dan kriteria penilaian, maka format penilaian pun harus mengacu pada tujuan.
Format penilaian banyak modelnya. Salah satunya bisa menggunakan model skala
dengan tiga kriteria, seperti: baik, cukup, dan kurang. Contoh:
Format Penilaian Portofolio Proses
Kompetensi dasar:
Mengoperasikan komputer berbasis windows 2007
|
Nama: Angga Zalindra Nugraha
Tanggal: 20 November 2008
|
|||
Indikator
|
PENILAIAN
|
|||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
||
1.
Melakukan
pengetikan dengan windows 2007.
|
||||
2.
Melakukan
layout naskah dengan Word 2007
|
||||
3.
Mencetak
naskah yang telah dibuat.
|
||||
4.
Membuat
tabel dan gambar.
|
||||
5.
Memasukkan
gambar ke dalam file.
|
||||
Dicapai melalui:
|
Komentar guru:
|
|||
-
Bantuan
guru
|
||||
-
Seluruh
kelas
|
||||
-
perorangan
|
||||
Komentar
orang tua:
|
||||
5.
Mengidentifikasi
pengorganisasian portofolio.
Siapa yang akan
terlibat dalam portofolio tersebut?
6.
Menggunakan
portofolio dalam praktik.
7.
Menilai
pelaksanaan portofolio.
8.
Menilai
portofolio secara umum.
Dalam melaksanakan asesmen portofolio sudah seharusnya guru merancang suatu
skala penilaian atau disebut sebagai rubrik. Menurut Arends (2008) mengemukakan
bahwa merancang scoring rubric yang baik merupakan salah satu aspek
penting dalam performance assesment, scoring rubric adalah
deskripsi terperinci tentang tipe kinerja tertentu dan mengeksplisitkan
kriteria yang akan digunakan untuk menilai kinerja, secara umum scoring
rubric terdiri dari dua tipe yaitu holistic rubric dan analytic rubric.
Ketika guru akan menerapkan portofolio,
maka dibutuhkan kreativitas guru dalam merancang rubrik, karena rubrik
merupakan komponen penting bagi guru dalam menilai hasil karya portofolio yang
siswa kumpulkan, adanya rubrik juga sangat penting dalam menilai kemampuan dan
kualitas siswa dalam mengerjakan tugas – tugas portofolio yang telah disepakati sebelumnya.
REFERENSI
Arifin ,Zaenal.2012.Evaluasi
Pembelajaran Prinsip-Teknik-Prosedur.PT.Remaja Rosdakarya: Bandung.
Muslich,Masnur.2011.Authentic Assessment:
Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi.Refika Aditama: Bandung.
Mulyadi.2010.Evaluasi Pendidikan: Pengembangan
Model Evaluasi Pendidikan Agama di Sekolah.Malang:UIN-MALIKI Press.
Sarah Fazilla.Jurnal Penerapan Asesmen Portofolio dalam Penilaian Hasil
Belajar Sains SD.Universitas Pendidikan Indonesia
Ana Ratna Wulan. Penilaian Kinerja dan Portofolio dalam Pembelajaran
Biologi FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
How to make money off of working from home with a
BalasHapusHow to make money หาเงินออนไลน์ from working from home with a bookie. If you love to place bets with friends you can bet on things you'd like to do.